Selasa, 20 November 2018

Kehamilan pertamaku yang ternyata blighted ovum (hamil kosong)


Assalamualaikum,  wr wb….
Setelah sekian lama nggak nulis blog, akhirnya sekarang sudah punya banyak waktu luang buat nulis dan aktif bikin blog lagi, insyaallah. Kali ini saya tidak mereview soal permakeup-an, saya mau berbagi pengalaman tentang cerita kehamilan dan dilema menjadi wanita karir vs IRT, hihi. Yukk mari disimak.
Pada tulisan kali ini saya akan membahas tentang cerita kehamilanku. Alhamdulillah saat ini saya telah mengandung anak pertama usia kandungan 15 minggu. Ini adalah kehamilan kedua saya. Saya akan sharing pengalaman saya keguguran hingga hamil kembali dengan risiko kehamilan yang sama. Kehamilan saya pertama yaitu sekitar akhir februari 2018. Setelah menikah selama 6 bulan akhirnya saya hamil untuk yang pertama kali. Saat hamil pertama, 3 hari sebelum terlambat haid badan saya sakit semua, demam, meriang, flue sampai atsma saya kambuh. Payudara saya sakit sekali kalau di sentuh dan pingang saya juga sakit. Akhirnya saya telat haid 1 hari dan itu pun masih negatif. Setiap hari saya tes pack sampai hari ke 7 terlambat haid baru terlihat 2 garis, itupun satunya samar. Alhamdulillah  akhirnya yang saya tunggu tunggu datang juga. Saya senang sekali meskipun badan masih meriang nggak sembuh sembuh sampai 2 minggu. Seminggu kemudian saya periksa ke dokter di RS Panti Rapih. Saya memilih RS tersebut karena dekat dengan kantorku bekerja dan kerjasama dengan asuransi kesehatan yang diberikan kantor. Saya lupa nama dokternya yang jelas dokternya cowok. Setelah diperiksa dokter menyatakan bahwa aku hamil sekitar 5 minggu dan diminta kembali lagi 2 minggu.
Kehamilan pertama aku tidak merasakan mual mual yang hebat seperti orang hamil pada umumnya, makan enak sesekali mual tapi tidak sering. Bahkan saya cenderung lapar dan selalu sedia cemilan dikantor. Nggak tangung-tangung saya bisa makan 5 kali sehari. Berat badan saya naik 2 kg, padahal saya termasuk orang yang susah naik bb. Perasaan saya sensitif sekali, saya bisa nangis tanpa sebab. Kadang suami bilang apa sedikit saya tersingung dan akhirnya marah. Tak jarang saya sering ngomel-ngomel saking sensitifnya dan nangis setelah marah. Padahal katanya orang hamil sebisa mungkin jangan marah. Hihihi jangan ditiru yaa. Saya masih bekerja seperti biasa tidak ada keluhan saat hamil. Kebetulan ruangan kerja saya di lantai 2. Tapi masih enjoy naik turun tangga. Saya pun naik motor sendiri ke kantor. Berangkat jam 7 pagi pulang sampai rumah jam 7-set 8 malam seringnya. Aku merasa badanku kuat, makanku banyak insyaallah nggak papa. Sampai kemudian ………
Saya mengalami FLEK sebelum jadwal kontrol ke dokter sesaat setelah pulang kerja. Fleknya tipissss banget. Kebetulan suami sedang di luar kota. Saya sendirian di rumah.
Lalu saya menghubungi temen yang berprofesi seorang bidan, kebetulan dia main ke jogja.  Saya cerita tentang flek yang baru saja saya alami dan malam sebelum flek saya masih berhubungan dengan suami. Saya menduga mungkin flek karena hubungan dengan suami bukan karena kecapean kerja. Akhirnya teman saya datang membelikan obat dan menemani saya di rumah. Flek akhirnya hilang dipagi hari. Teman saya pesan sebaiknya jangan kerja dulu dan jangan hubungan dengan suami dulu, tapi merasa flek sudah hilang saya mengabaikan pesannya dan ke kantor dengan naik motor sendiri.
“oh tuhan betapa bodohnya saya saat itu”
Saat di kantor Alhamdulillah saya tidak mengalami flek lagi saya selalu cek setiap jam. Sekitar pukul 4 saya cek ke kamar mandi dan ternyata flek muncul lagi tipiss. Akhirnya saya minta izin pulang awal dan segera ke RS Panti rapih. Saya ditangani oleh dokter yang berbeda karena belum jadwal control yang seharusnya hari Rabu malam, namun saya datang hari Selasa sore. Setelah pemeriksaan dokter menjelaskan. Usia kehamilan berdasarkan kalender jadwal haid yaitu di usia 7 minggu, namun kenyataannya janin saya seperti 5 minggu hanya terlihat kantong kehamilannya saja dan belum ada detaknya. Flek itu pertanda ada yang tidak beres dengan kehamilan saya. Saya diminta bedrest total selama 2 minggu  dan diberi obat penguat kandungan, jika sebelum 2 minggu jadwal control masih flek dan makin banyak maka segera periksa kembali. Dokter mengatakan saya ada kecenderungan blighted ovum. Saya bertanya tanya penyebabnya, kenapa?  dokterpun tidak bisa menjawab secara pasti karena banyak faktor misalnya ada benih yang kurang baik, ada virus, ada saudara yang mempunyai riwayat yang sama, dan bisa karena seleksi alam atau takdir.

Saya mulai searching mengenai apa itu blighted ovum dan menemukan forum di ibuhamil.com. Semakin sering saya searching maka saya semakin panik dan khawatir. Padahal saya diminta untuk positif thingking dan legowo menerima apakah kehamilan bisa lanjut atau tidak. Tidak puas dengan dokter sebelumnya saya memutuskan untuk mencari second opinion di dokter yang menangani saya ketika saya mencoba promil karena setelah 3 bulan menikah saya belum juga hamil. Saya pergi ke RS Queen latifa. Setelah saya diperiksa, dokter menjelaskan kehamilan saya seperti usia 4 minggu. Dokter tidak menyarankan untuk bedrest dan boleh bekerja sehingga saya tidak diberikan surat istirahat. Katanya sih kuli panggul aja bisa kok punya anak, tukang becak juga bisa, jadi kenapa musti berhenti bekerja. Nggak perlu bedrest kalau janin baik dia akan bertahan kalau tidak dia akan gugur dengan sendirinya. Setelah periksa saya menebus obat, dan jeng jenggg……. obatnya mahal sekalii sekitar 1 jutaan. Padahal obat dari dokter sebelumnya belum habis saya minum dan disuruh menghentikan. Akhirnya saya tetep bedrest 2 minggu namun minum obat yang mahal itu. Bedrest itu membosankan tapi demi dedek bayi, saya hanya di kasur nggak boleh gerak gerak bahkan cuma gerak ketika mau pipis aja. Setelah flek hilang kadang saya lupa dan sesekali jalan meski cuma di rumah. Saya mulai merasa mual mual layaknya orang hamil dan ngidam makanan yang aneh aneh yaitu masakan ibuku.
2 minggu setelah bedrest saya kembali masuk kerja. Alhamdulillah tidak ada masalah cuma saya mulai mual mual setiap pagi dan sulit makan. Saya mulai pilih pilih makanan. Baru 1 hari masuk kerja, malamnya saya kembali flek. Saya akhirnya kembali ke RS Panti Rapih keesokan harinya. Saya konsultasi dengan dokter yang berbeda karena jadwal dokter yang menangani ketika saya flek tidak praktik di hari itu. Dokter melakuan tindakan transvaginal. Dokter menyatakan bahwa usia kandungan saya 9 minggu dihitung dari kalender namun tidak ada detak jantungnya alias kehamilan kosong. Saya banyak bertanya apakah tidak bisa diselamatkan lagi atau dipertahankan. Dokter hanya memberi jawaban mau di curate atau mau ditunggu luruh sendiri. Jika luruh sendiri lebih sakit seperti orang melahirkan karena ada kontraksi juga. Setelah luruh harus di cek apakah sudah bersih atau belum kandungannya. Kalau di curate maka besok bisa di curate. Setelah saya konsultasi dan keluar dari ruangan dokter saya pun menangis.
Saya merasa bodoh kenapa tidak bisa menjaga kehamilan dan harus menjalani curate, padahal saya menunggu kehamilan selama 6 bulan semenjak menikah. Saya mengulur ulur waktu untuk curate. Saya masih mencari dokter lain siapa tau ada keajaiban. Saya pun pulang dan mencoba menelpon rumah sakit yang ada di Jogja untuk mencari tahu biaya curate dan RS yang rekanan dengan asuransi saya. Saya mencari info dengan rekan kantor dan searching di grup ibuhamil.com dan akhirnya saya putuskan untuk mencari second opinion di RSKIA Sadewa.
Sabtu pagi, perut saya sakittt sekali seperti orang mau mens tapi lebih sakitttt. Saya pipis keluar seperti darah. Lalu saya bilang suami ini bukan flek lagi tapi saya pendarahan!!! Saya dan suami bergegas ke RSKIA Sadewa dan sudah persiapan siapa tau suruh opname. Saya konsultasi dengan dr ARIEF KURNIA, SPOG. Dokter mengatakan kantong kehamilan saya sudah tidak lagi utuh bulat tapi udah bentuknya tidak beraturan. Ini harus di curate. Saya pun curhat dengan dokter arief bahwa saya sudah menjalani pengobatan flek dengan dokter dimana mana dan dokter arief adalah dokter ke 5 saya. Kata dokter arief kalau flek memang harus bedrest total tidak boleh bergerak gerak. Kalau sudah blighted ovum memang harus dicurate. Penyebabnya banyak faktor (sama sih kaya dokter di RS Panti Rapih). Akhirnya saya aka di curate jam 3 sore. Saya puasa untuk tidak makan minum dulu sebelum operasi. Kebetulan terahir makan jam 8 sebelum berangkat ke RS.
Hati saya deg degan, saya belum pernah melakukan operasi sebelumnya. Saya pun nangis terus minta yang terbaik. Saya terus menyesali merasa tidak bisa menjaga kehamilan saya. Hanya saya dan suami saja yang menemani. Orang tua dan mertua berada di luar kota dan tidak bisa datang dadakan. Ditemani suami saya mengurus berkas berkas operasi dan akhirnya jam menunjukkan pukul 3.00. Saya di ambil darah untuk cek golongan darah. Saya mulai di infus dan masuk ke ruang perawatan sambil menunggu dokternya tiba. Tak berselang lama saya di gledek ke ruang bersalin. Udah kaya drama banget sama suami. Saya bilang sama suami kalau saya nggak bangun setelah operasi aku minta maaf yaa iklasin aku yaa. Trus pelukin suami sambil mewek takut kalau nggak bangun setelah operasi.  Ketika operasi curate saya dibius total. Operasi sekitar 1,5 jam sih katanya.
Pas masuk ruang operasi saya melihat peralatan operasi, duh ngerii sendiri…
Suster masukin bius lewat infus dan seketika saya hilang kesadaran
Bangun bangun saya mendengar jeritan ibu yang kesakitan sesaat sebelum melahirkan. Dia masih mengejan disamping saya ditemani oleh suami dan ibunya. Mata saya masih berat dan terasa ngantukkkk. Tapi nggak bisa tidur karena suasana kurang nyaman. Akhirya saya dibawa ke ruang perwatan masih lemas dan ngantuk. Hasil curate di pegang suami dan ditaruh di botol kecil, rasanya saya nangis kalau melihatnya. Seperti “duh calon anakku maafkan mama ya nak”. Setelah sampai di kamar perawatan saya masih belum bisa tidur dan masih pusing sekali. Saya mewek lagii karena samping saya baru melahirkan dan mendengar tangisan bayi. Bayinya lucu sekali. Saya merasa iri, sama sama masuk ruang bersalin dia keluar membawa anak, sedangkan saya membawa botol kaca berisi darah dan calon anak yang gagal berkembang. Sama sama merasakan sakit tapi dia setelah sakit disambut tangisan bayi sedangkan saya??? Saya makin baperr pengen pindah kamar yang satu orang saja. Tapi ternyata penuh. Saya sudah diperbolehkan pulang malam itu juga atau besok. Saya terus menangis di samping suami saya. Dia cuma bisa menghibur banyak istighfar besok kita bikin lagi. Akhirnya saya kepengen pulang malam itu juga, meskipun ibu saya melarang saya pulang takut kalau ada apa apa dirumah. Tiba tiba mertua saya datang nengok saya dan menghibur saya.  Saya diantar pulang ke rumah dengan mertua saya, meskipun mertua meminta saya untuk pulang ke Magelang ke rumah mertua tapi saya memilih dirawat dengan suami di Yogya saja. Keesokan harinya giliran orangtua saya datang menegok saya. Air mata saya menetes kala memeluk ibu saya. Berkali kali mereka meminta saya fokus hamil dan bedrest bahkan sekalian berhenti bekerja, namun saya acuhkan, merasa saya kuat, saya terbisa bekerja bahkan sebelum menikah saya sering dinas luar kota pun jarang sakit, saya masih mengejar mimpi menjadi wanita karir. Merasa banyak wanita karir kerja dan punya anak aja bisa, masa saya tidak bisa. Pada kenyataannya ketika wanita hamil akan merasakan hal yang berbeda.
Musibah ini menjadikan pelajaran bagi saya untuk tidak keras kepala dan iklas menerima kenyataan, iklas menghadapi cobaan dan hubungan saya dan suami makin lengket, bisanya pengantin baru suka cekcok namanya juga penyesuaian hihi.
Selang 2 minggu setelah curate saya kembali masuk kerja. Menjalani rutinitas kembali sebagai pegawai berangkat pagi pulang malam. Saya menikmati pekerjaan saya karena dengan bekerja saya bisa melupakan masalah saya dan rasa sedih saya ketika habis keguguran. Satu bulan setelah curate saya control lagi. Dokter berpesan untuk makan makanan bergizi, tidak boleh hamil dulu selama 3 bulan kedepan dan setelah telat 1 hari langsung periksa, jangan di tunda tunda. Control lagi 1 bulan sebelum hamil memastikan kandungan sudah pulih atau belum untuk diisi lagi.

Yeyy mari kembali berjuang menanti buah hati! Semangat!
#pejuang2garismerah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar